Sunday, 18 March 2018

TATACARA MELAKUKAN SOLAT WITIR! BUKAN HANYA DI BULAN RAMADHAN



Apakah kamu tahu tentang shalat witir? Itu lAH, sholat yang biasanya dikerjakan setelah kita shalat tarawih. Jumlah rakaatnya biasanya ganjil, tapi umumnya kalau nggak satu ya tiga rakaat.

Witir sendiri menurut bahasa berarti ganjil, seperti yang dapat kita ketahui dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sesungguhnya Allah itu Witr dan menyukai yang witr (ganjil).” (HR. Bukhari no. 6410dan Muslim no. 2677)

Kalau witir tadi berarti ganjil, shalat witir memiliki makna shalat yang dikerjakan antara isya’ dan terbitnya fajar. Maksud dari fajar di sini adalah shalat subuh. Shalat witir juga merupakan penutup dari shalat malam.

Shalat witir merupakan shalat sunnah yang hukumnya sunnah muakkad, atau sunnah yang sangat dianjurkan. Jadi sebenarnya kita itu sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir ini.

1. Shalat Witir, Apakah 3 atau 1 Rakaat?

Kadang ada pertanyaan tentang jumlah rakaat yang harus dikerjakan ketika kita melakukan shalat witir. Sebenarnya shalat witir ini tidaklah memiliki jumlah rakaat tertenu, tetapi kamu bisa melakukan shalat ini dengan jumlah rakaat terkecil adalah satu rakaat. Seperti sabda dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Shalat Witir adalah hak atas setiap Muslim. Barangsiapa yang ingin berwitir dengan lima raka’at, maka lakukanlah; barangsiapa yang ingin berwitir dengan tiga raka’at, maka lakukanlah; dan barangsiapa yang ingin berwitir dengan satu raka’at, maka lakukanlah.” (HR. Abu Dawud No. 1422, an-Nasa-iIII/238-239, dan Ibnu Majah No. 1190)

Menurut hadits di atas, kita bisa melaksanakan shalat witir dengan satu ataupun tiga rakaat. Untuk witir dengan satu rakaat, ada hadits lain yang dapat menguatkan pendapat tersebut.

“Shalat Witir itu satu raka’at di akhir malam.” (HR. Muslim dalam kitab Shalaatul Musaafiriin, bab Shalaatil Laili Matsna Matsna wal Witru Rak’atan min Akhiiril Lail, No. 752)

“Shalat malam itu 2 rakaat salam, 2 rakaat salam. Apabila kalian khawatir masuk subuh, hendaknya dia shalat satu rakaat sebagai witir dari shalat malam yang telah dia kerjakan.” (HR. Bukhari 990 dan Muslim 749)

Untuk yang mengerjakan witir sebanyak tiga rakaat, hal tersebut juga ada dalil yang mendasarinya. Seperti yang terdapat dalam sebuah hadits, dari Abu Ayyub Al Anshori, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang suka lakukan witir tiga rakaat, maka lakukanlah.” (HR. Abu Daud no. 1422 dan An Nasai no. 1712. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Atau dalam hadits lain, dari ‘Aisyah, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwitir tiga raka’at sekaligus, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada raka’at terakhir.” (HR. Al Baihaqi 3: 28)

2. Keutamaan Mengerjakan Shalat Witir

Jika kita melaksanakan shalat witir, maka akan ada banyak keutamaan yang didapatkan. Dalil paling kuat yang menjadikan shalat witir ini keutamaannya besar adalah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya. Walaupun saat itu Beliau sedang berada di rumah atau sedang dalam perjalanan. Berikut ini dalil tentang petingnya mengerjakan shalat witir.

Dari Abu Bashrah al-Ghifari radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kalian tambahan shalat, yaitu shalat Witir, maka shalat Witirlah kalian antara waktu shalat ‘Isya’ hingga shalat Shubuh.’” (HR. Ahmad No.6880)

Selain hadits di atas, ada satu hadits yang menyebutkan bahwa Allah telah memberi kita tambahan shalat dan memerintahkan untuk memelihara shalat tersebut. Seperti yang tertulis dalam hadits tersebut, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kalian tambahan shalat, maka peliharalah dia, yaitu shalat Witir.” (HR. Ahmad No. 6654)

Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan shalat Witir.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Liyaj’al Aakhira Shalaatihi Witra, No. 998)

Witir juga merupakan wasiat yang ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau meninggalkan tiga perkara, dan tiga perkara itu tidak pernah ditinggalkannya sampai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.

Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Kekasihku Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan hingga aku wafat; berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur setelah shalat Witir.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab at-Tahajjud, bab Shalaatudh Dhuha fil Hadhar, No. 1178)

Selain itu, ada juga hadits yang menyebutkan bahwa Allah itu ganjil dan Allah menyukai orang yang menjalankan shalat witir. Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai orang-orang yang melakukan shalat Witir, maka shalat Witirlah, wahai para ahli al-Qur-an.” (HR. Abu Dawud dalam kitab ash-Shalaah bab Istihbaabil Witr, No. 1416)

3. Waktu dan Tata Cara Shalat Witir

Shalat witir ini waktunya adalah setelah isya’ sampai subuh. Seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits.

Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa Ibnu Mas’ud berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Witir pada awal malam, pertengahan dan akhir malam.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya, dengan sanad hasan, No. 16623)

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Setiap malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Witir, sejak awal malam, pertengahan dan akhir malam, dan shalat Witirnya ini berakhir hingga waktu sahur.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Witr, bab Saa’aatil Witr, No. 996)

Walaupun kita dapat mengerjakan witir sepanjang malam dari setelah isya’ sampai subuh, tapi tentu ada waktu utama untuk kita melaksanakannya. Waktu paling utama mengerjakan shalat witir adalah dengan mengakhirkan pelaksanaannya sampai akhir malam.

Hal tersebut diperuntukkan bagi yang yakin bahwa dia akan bangun di akhir malam, seperti yang dituliskan dalam sebuah hadits dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Barangsiapa yang khawatir tidak bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia me-lakukan shalat Witir pada awal malam. Dan barangsiapa yang bersikeras untuk bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia melakukan shalat Witir pada akhir malam, karena shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para Malaikat), dan hal itu adalah lebih utama.’” (HR. Muslim dalam kitab Shalaatil Musaafiriin, bab Man Khaafa an Laa Yaquuma min Aakhiril Laili fal Yuutir Awwa-lahu, No. 755)

Sedangkan untuk tata caranya, shalat witir ini dapat dikerjakan satu rakaat, tiga rakaat, atau bahkan lebih. Seperti dalam hadits yang sudah disebutkan sebelumnya, kita bisa melaksanakan shalat witir dengan satu rakaat.

Kamu juga bisa melaksanakan tiga rakaat dengan formasi 2-1, dua rakaat salam dan satu rakaat salam. Atau bisa juga dengan tiga rakaat salam. Seperti yang telah disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di dalam kamar ketika saya berada di rumah dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memisah antara raka’at yang genap dengan yang witir (ganjil) dengan salam yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam perdengarkan kepada kami.” (HR. Ahmad 6: 83. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Nafi’, ia berkata mengenai shalat witir dari Ibnu ‘Umar,

“Ibnu ‘Umar biasa mengucapkan salam ketika satu rakaat dan dua rakaat saat witir sampai ia memerintah untuk sebagian hajatnya.” (HR. Bukhari no. 991)

Hadits lain yang menyebutkan bahwa kita boleh melaksanakan witir dengan tiga rakaat sekaligus adalah dari Abu Ayyub Al Anshori, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang suka lakukan witir tiga rakaat, maka lakukanlah.” (HR. Abu Daud no. 1422 dan An Nasai no. 1712. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ada hadits lain dari ‘Aisyah, ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwitir tiga raka’at sekaligus, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada raka’at terakhir.” (HR. Al Baihaqi 3: 28)

Jika kamu ingin melakukan witir dengan tiga rakaat sekaligus, janganlah seperti shalat magrib, yaitu dengan duduk tasyahud awal terlebih dahulu. Tetapi lakukanlah tanpa duduk tasyahud awal, jadi kita langsung mengerjakan tiga rakaat sekaligus.

4. Witir Sebagai Penutup Shalat Malam

Setelah mempelajari banyak hal tentang shalat witir, tentu kita jadi mengetahui banyak hal tentang shalat sunnah yang sangat dianjurkan ini. Shalat witir merupakan shalat yang dilakukan pada malam hari sebagai penutup.

“Jadikanlah penutup shalat malam kalian adalah shalat witir.” (HR. Bukhari no. 998 dan Muslim no. 751)

No comments:

Post a Comment